
NEWS TIMES – Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Cabang Surabaya mengambil peran penting dalam penyelenggaraan Olimpiade Forum Tax Center Surabaya (OFTCS) 2025, kompetisi perpajakan tingkat perguruan tinggi yang berlangsung pada 26 September hingga 1 Oktober 2025.
Keterlibatan IKPI menghadirkan perspektif praktis di tengah upaya membangun sinergi antara akademisi, praktisi, otoritas pajak, dan sektor swasta.
Ketua IKPI Surabaya, Enggan Nursanti, menegaskan arti strategis kompetisi ini bagi penguatan literasi pajak di kalangan generasi muda.
“Melalui OFTCS, kita menyaksikan lahirnya generasi emas yang bukan hanya unggul secara akademis, tetapi juga peduli terhadap budaya kepatuhan pajak. Mereka adalah estafet yang akan membawa sistem perpajakan Indonesia semakin maju, ajang ini melatih mahasiswa berpikir kritis, menyusun argumen ilmiah, dan memahami praktik perpajakan secara komprehensif,” ujar Enggan, Kamis (2/10/2025).
Kompetisi OFTCS 2025 diikuti universitas terkemuka di Surabaya dan sekitarnya. Tahapannya mencakup seleksi berbasis studi kasus, semifinal debat pajak, hingga final dengan format debat isu-isu aktual perpajakan.
Dari proses tersebut, keluar tiga juara:
• Juara 1: Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
• Juara 2: Universitas Kristen Petra Surabaya
• Juara 3: Universitas Airlangga Surabaya
Sementara itu, Praktisi Perpajakan Nasional Yulianto Kiswocahyono, SE., SH., BKP, sekaligus Ketua Komite Tetap Fiskal Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Timur, menilai ajang ini penting untuk mempertemukan dunia kampus dengan dunia praktik.
“Kegiatan seperti OFTCS harus terus digalakkan. Pajak bukan sekadar teori di ruang kuliah, tetapi praktik nyata yang membutuhkan integritas dan profesionalisme. Kolaborasi antara mahasiswa, otoritas, dan konsultan pajak akan menjadi fondasi kuat bagi kepatuhan pajak di masa depan,” ujar Yulianto kepada Newstimes.id.
Lebih lanjut, Yulianto menekankan pentingnya dunia pendidikan mengenal lebih dekat dunia perpajakan sejak dini.
“Memperkenalkan dunia perpajakan kepada dunia pendidikan berarti membangun kesadaran pajak dari akar. Jika mahasiswa sudah terbiasa berpikir kritis tentang pajak sejak di bangku kuliah, mereka akan menjadi generasi yang lebih siap mendorong kepatuhan dan reformasi perpajakan di masa depan,” tambahnya.
Sebagai saran ke depan, Yulianto berharap literasi pajak tidak hanya berhenti di tingkat perguruan tinggi.
“Saya berharap program serupa bisa masuk ke tingkat SMA bahkan SMP. Dengan begitu, pemahaman tentang pajak bisa ditanamkan lebih awal sehingga budaya taat pajak tumbuh secara berkelanjutan sejak usia muda,” tegasnya.
“Dengan berakhirnya OFTCS 2025, Surabaya tak hanya menghasilkan pemenang, tetapi juga menegaskan lahirnya generasi muda yang siap menjadi motor kepatuhan pajak sekaligus pilar pembangunan bangsa,”pungkasnya.
Diketahui, penyelenggaraan OFTCS 2025 merupakan kolaborasi lintas pihak, melibatkan Direktorat Jenderal Pajak melalui Kanwil DJP Jawa Timur I, Universitas Kristen Petra, IKPI Cabang Surabaya, Forum Tax Center Surabaya, dengan dukungan sponsor dari BCA dan DDTC.
(Reporter : Wahyu/Newstimes.id)
Cek Berita dan Artikel yang lain di WhatsApp Channel & Google News



