NEWS TIMES, KOTA MALANG – Perubahan iklim cuaca dari musim hujan ke panas kering menimbulkan efek terjadinya penurunan daya tahan tubuh hingga menyebabkan sakit Demam Berdarah (DBD) dan Cikungunya.
Ketika cuaca seiring berganti, maka di situlah terjadi yang biasa disebut Pancaroba. Perubahan cuaca seperti tahun ini menimbulkan peningkatan kasus pasien DPD dan Cikungunya.
Gejalanya, diawali dengan suhu tubuh panas, di sertai otot-otot tubuh nyeri dan yang paling parahnya hingga tidak bisa bergerak.
Sekertaris Dinas Kesehatan Kota Malang, Dr. Usman Umar mengatakan, dari hasil laporan yang di terima dari rumah sakit, terdapat lonjakan pasien demam berdarah hingga pencairan kamar untuk merawat pasien demam berdarah mengalami kesulitan.
“Dalam musim panca roba saat ini, masyarakat di himbau agar selalu waspada, karena banyak di temui beberapa kasus tentang terjadinya penyakit DB dan Cikungunya. Dari hasil laporan yang kami terima dari beberapa rumah sakit. Kamar Rumah Sakit saat ini penuh, sampai orang yang sakit kesulitan mencari kamar,” terang Dr. Umar, Rabu (22/5/2024).
Efek ini terjadi karena banyak genangan sisa hujan yang masih tertampung, dan mengakibatkan, jintik dari nyamuk Aedes aegypti inilah bisa berkembang.
Dr. Umar menerangkan, Dari genangan sisa air itulah pengembangan nyamuk aides aegypti menjadi berbentuk lebih panjang. Dan rentan untuk menularkan penyakit kepada manusia.
“Sisa Hujan itulah yang bisa rentan untuk menularkan penyakit DB dan sejenisnya. Karena dari genangan air sisa hujan yang tidak di bersihkan, membuat potensi rentan nya penyebaran penyakit akibat nyamuk aides aegypti,” lanjutnya.
Masyarakat diminta untuk mengantisipasi dalam penyebaran nyamuk tersebut, bagaimana caranya untuk memutus mata rantai-rantai bertumbuh nya nyamuk.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pemutusan mata rantai nyamuk harus di mulai dari jintik ke nyamuk dewasa, pemutusan di mulai dari ketika nyamuk mengalami proses jentik, dengan cara membuang semua genangan air yang bisa menghasilkan proses pertumbuhan nyamuk.
“Pemutusan mata rantai nyamuk di mulai dari jentik, kalau sudah terbang sulit untuk di hentikan. Maka dari itu kalau masyarakat menemukan genangan air, yang sekiranya bisa untuk bertumbuh nya nyamuk segeralah di bersihkan atau di buang,” paparnya.
Beliau juga menerangkan, proses bertumbuhnya nyamuk dari jintik menuju nyamuk memerlukan waktu 7 hingga 10 hari. Dan masyarakat di harap bisa menguras air sebelum 7 hari agar efektif dan tidak menjadi sarang berkembang nya nyamuk
“Masyarakat kami harapkan bisa menguras air, sebelum 7 hari, agar efektif. Supaya jintik nyamuk aides aegypti tidak bisa berkembang dan membahayakan keselamatan manusia,” terangnya
Antisipasi bisa dilakukan dengan menutup air, mengubur bekas kaleng, utamakan untuk menguras bak mandi dan bak air minum. Dan untuk gejala kalau cikungunya terdapat nyeri pada otot, hingga tingkat keparahan penderita tidak bisa untuk jalan.
Dan kalau Demam berdarah memiliki gejala, pelana kuda, yaitu panas selama tiga hari, panas naik di kepala kemudian turun, dan setelah beberapa hari sang penderita mengalami kenaikan suhu panas tubuh kembali, keterlambatan penanganan bisa mengakibatkan kefatalan.
Dampak lain yang di sebabkan akibat pergantian cuaca ialah debu, debu menyebabkan saluran pernapasan terganggu hingga ke saluran pencernaan. Dan masyarakat di himbau agar tidak memakan goreng-gorengan terlalu banyak, dan mengurangi meminum es dan pedas-pedas.
Reporter : Irfan/ Malang
Cek Berita dan Artikel yang lain di WhatsApp Channel & Google News