Mengenal Fakta Sumur Jobong Peninggalan Majapahit di Peneleh Surabaya

236
Mengenal-Fakta-Sumur-Jobong,-Peninggalan-Majapahit-di-Peneleh-Surabaya
Foto saat ditemukan Sumur Jobong di Peneleh, Surabaya, pada 2018 silam. (dok/ist)

NEWS TIMES, SURABAYA – Surabaya, Kota Pahlawan yang syarat sejarah. Tak sedikit bukti peninggalan zaman kerajaan majapahit hingga penjajahan kolonialisme menghiasi kota ini. Salah satu diantara sekian banyak peninggalan pendahulu, adalah Sumur Jobong.

Sumur ini, berada di Jalan Pandean Gang I, Peneleh, Kota Surabaya diperkirakan sudah ada sejak tahun 1430.

Yuk, simak sejarah Sumur Jobong :

Mengenal-Fakta-Sumur-Jobong-Peninggalan-Majapahit-di-Peneleh-SurabayaSumur Jobong di Peneleh, Surabaya. (foto: ist)

Nama Jobong merupakan sebutan material sumur yang berpenampang lingkaran. Dengan dindingnya terbuat dari tanah liat yang telah dibakar yang membentuk batu bata dan bis (berbentuk silinder).

Sumur Jobong, yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1430 ini, memiliki karakter seperti sumur-sumur tua zaman Majapahit di Trowulan.

Dugaan ini didukung dengan fungsi sumur kuno tersebut, yakni sebagai kebutuhan sehari-hari rumah tangga, ritual keagamaan, hingga pengairan para petani dalam skala kecil. Misalnya untuk menyirami tanaman ketika sedang memasuki musim kemarau.

Saat sumur Jobong ditemukan pertama kali pada 1 November 2018. Selain itu, terdapat benda-benda lain yang turut ditemukan. Mulai dari fragmen tulang belulang, terakota atau gerabah, dan tiga buah fregmen bagian tepian periuk.

Kini sumur Jobong sudah masuk dalam kawasan cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah daerah. Sehingga wisatawan yang tertarik pada sejarah di Surabaya, bisa datang ke sini. Terlebih karena sumur Jobong juga menyimpan cerita tentang kejayaan dan peradaban Majapahit di masa lampau.

Selain itu, satu fregmen bagian tepian ‘pasu’, yakni sebuah wadah yang memiliki bentuk tepian bibir berdiameter 30 centimeter. Jika dilihat, pada bagian atas tampak lebih lebar daripada bagian bawah. Berbeda dengan periuk yang justru lebih besar pada bagian bawahnya. Bagian bawah keramik dari mangkuk, yang tampak seperti buatan China, juga ditemukan di sini.

Ada juga fregmen botol keramik yang tersadapat pegangan di bagian ber glazur, yakni lapisan bagian luarnya berwarna coklat muda. Diprakirakan benda ini sudah ada sejak zaman kolonial.

Sedangkan benda temuan lainnya ialah pecahan-pecahan bata kuno. Saat ditemukan pecahan tersebut berada di dalam dan di luar sumur. Bata kuno tersebut memiliki lebar 20 centimeter dan ketebalan 7 centimeter yang mirip dengan bata era Majapahit. (Am/Fb/Newstimes.id)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News