Hari Batik Nasional, Batik Tidak Sekedar Warisan Budaya Tapi Mesin Penggerak Ekonomi

0
47
hari-batik-nasional-batik-tidak-sekedar-warisan-budaya-tapi-mesin-penggerak-ekonomi
Yulianto Kiswocahoyo, SE., SH., BKP selaku Ketua Komite Tetap Bidang Fiskal dan Moneter KADIN Jawa Timur yang juga Penggemar Batik. (foto: Redaksi Newstimes,id)

NEWS TIMES – Bertepatan dengan tanggal 2 Oktober, Hari Batik Nasional diperingati sebagai momentum apresiasi warisan budaya Indonesia. Tahun ini, Hari Batik Nasional mengusung tema Merawit Rasa.

Tepatnya hari ini, Kamis (2/10/2025), seluruh masyarakat Indonesia memperingati Hari Batik Nasional dengan penuh kebanggaan. Peringatan ini menandai 16 tahun sejak UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia pada 2 Oktober 2009.

Dengan mengusung tema “Merawit Rasa,” peringatan tahun ini mengajak semua pihak untuk lebih menghayati dan melestarikan batik sebagai identitas bangsa yang tak lekang oleh waktu.

Yulianto Kiswocahoyo, SE., SH., BKP selaku Ketua Komite Tetap Bidang Fiskal dan Moneter KADIN Jawa Timur yang juga Penggemar Batik mengucapkan selamat Hari Batik Nasional 2025.

Menurutnya, pengakuan dunia terhadap batik adalah buah dari perjuangan panjang para perajin dan pelestari budaya yang telah menjaga tradisi ini turun-temurun.

“Saya penggemar pakaian batik apapun motifnya karena sebagai bentuk kecintaan pada budaya bangsa Indonesia dan sebagai simbol kewibawaan dan kesopanan. Menurut saya tentunya dengan adanya keputusan bersejarah tersebut menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk semakin mencintai dan mengembangkan batik, bukan hanya sebagai sandang, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan filosofi kehidupan yang kaya makna,”ujarnya.

Lebih lanjut, Yulianto yang merupakan Pengamat Ekonomi dan Perpajakan menambahkan, dari segi ekonomi, industri batik di Indonesia memiliki peran yang signifikan dan berdampak luas. Batik tidak hanya sekadar warisan atau identitas budaya, tetapi juga mesin penggerak perekonomian yang menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan menjadi komoditas ekspor.

“Terdapat beberapa aspek-aspek ekonomi dari industri batik sebagai penggerak perekonomian. Diantaranya, Industri batik merupakan bagian dari sektor ekonomi kreatif yang terus berkembang dan berinovasi. Kemudian Nilai seni dan budaya yang unik pada setiap kain batik, terutama batik tulis, menjadikannya produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan menarik minat pasar global,”ungkapnya kepada Newstimes.id.

Kata Yulianto, Industri bakti juga berperan dalam terciptanya lapangan pekerjaan.

“Kenapa demikian ? Tentu jawabannya karena Industri batik didominasi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), menyediakan banyak lapangan kerja bagi para pengrajin terampil. Sebagian besar produksi batik dilakukan dalam skala rumahan (cottage industry), terutama di daerah-daerah sentra batik seperti Pekalongan,”jelasnya.

Selain itu, peran industri batik juga sebagai indikator kesejahteraan masyarakat.

“Dengan adanya lapangan kerja, industri batik membantu meningkatkan pendapatan keluarga para pengrajin dan pelaku usaha terkait. Peningkatan kapasitas digital dan pemasaran melalui e-commerce juga membantu UMKM batik memperluas jangkauan pasar, yang pada akhirnya meningkatkan penjualan dan keuntungan,”terangnya.

Yulianto memaparkan, yang perlu diketahui, ada tantangan yang harus dihadapi UMKM Batik adalah keterbatasan modal untuk produksi dan pemasaran serta persaingan dengan produk tiruan yang disebut printing (cetak).

“Sedangkan peluangnya, adalah adanya inovasi seperti penggunaan pewarna alami (green marketing) dan diversifikasi produk dapat meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,”tuturnya.

Ia menambahkan, tema “Merawit Rasa” pada tahun ini menggambarkan proses membatik yang membutuhkan ketelitian dan kehalusan tangan perajin.

“Istilah merawit merujuk pada teknik membatik menggunakan canting tembokan yang menghasilkan garis kecil rapat dan tidak terputus. Maknanya mengajak masyarakat untuk merawat dan merasakan setiap detail budaya, agar warisan ini terus berkembang di era modern,”pungkasnya.

(Writer: Malik/Newstimes.id)

Cek Berita dan Artikel yang lain di WhatsApp Channel & Google News

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here