Harga Bahan Pokok Meroket, Masyarakat Hingga Pengusaha Kuliner Sambat

0
34
Salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Kabupaten Malang. (Foto: Irfan/Newstimes.id)

NEWS TIMES, Malang Raya – Sejumlah bahan kebutuhan pokok di Kabupaten Malang mengalami kenaikan harga yang signifikan, hingga menyebabkan masyarakat dan pengusaha kuliner sambat karena merugi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Reporter Newstimes.id, Irfan Bagus, melaporkan bahwa dalam sepekan banyak masyarakat yang mengeluh atas kenaikan harga tersebut.

Pedagang Pasar Kepanjen, Kabupaten Malang Miftakhul Habiba, mengatakan, beberapa jenis bahan pangan yang mengalami kenaikan.

Berikut daftar harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan : 

  • Lombok : harga awal, Rp. 25.000/kilogram, menjadi Rp. 80.000/kilogram
  • Beras : harga awal, Rp. 13.000/kilogram menjadi Rp. 15.000/kilogram.
  • Sayur Kol : harga awal, Rp. 3000 menjadi Rp. 8000/kilogram.
  • Wortel : harga awal, Rp. 8000 menjadi Rp. 14.000/kilogram
  • Kentang : harga awal, Rp. 12.000, menjadi Rp. 16.000/ kilogram.

Miftakhul menambahkan, penyebab kenaikan dipicu iklim cuaca yang memasuki musim penghujan, akibatnya beberapa petani mengalami gagal panen dan membusuk.

“Penyebab kenaikan dipicu cuaca, banyak petani mengeluhkan dampak perubahan iklim ini. Kami tentu berharap semoga harga sembako dan sayuran turun dan Kami bisa mendapatkan rejeki yang melimpah,” ungkapnya kepada Newstimes.id, Kamis (16/11/2023).

Terpisah, Juru Masak Resto Bahagia Cafe menuturkan, kenaikan yang signifikan terjadi pada bahan pokok jenis lombok.

“Kenaikan dua kali lipat. Adalah lombok, dari kisaran harga Rp 40 ribu – Rp 45 ribu, sekarang Rp 80 ribu – Rp 90 ribu per kilogram, “ujarnya.

Dituturkannya, kondisi ini lumayan berdampak. Dengan sekarang rata-rata gaji orang sedikit (kecil) yang mau makan di resto pun mikir-mikir, apalagi sekarang musim hujan, orang jadi malas untuk keluar rumah meskipun ada aplikasi antar makanan online, itu pun harganya mahal beda dengan datang langsung.

Ditambahkan, kebutuhan dapur semuanya melonjak naik, lalu bahan-bahan dari pasar memiliki umur atau masa pakai.

“Dan kami pihak resto pun punya standar sendiri jadi ketika si bahan ini sudah dikatakan tidak layak maka akan kami buang dan itu akan menimbulkan kerugian,” tukasnya .

Dipaparkannya, memang nilai itu kecil tapi lama-kelamaan akan membengkak dan berdampak pada yang lain.

“Solusinya segera ada penurunan di harga bahan pokok. Pemerintah supaya cepat memberikan undang-undang gaji minimum karyawan supaya seimbang Masak semuanya naik tapi gajinya nggak naik-naik,” tutupnya. (Ir/Newstimes.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here