Suko Widodo : Seperti Cak Dedi, Butuh Sosok Pemimpin Baru Mampu Kembalikan Karakter Asli Surabaya

0
87
daerah-suko-widodo-seperti-cak-dedi-butuh-sosok-pemimpin-baru-mampu-kembalikan-karakter-asli-surabaya
Pakar Komunikasi Politik, Suko Widodo kepada awak media. (Foto: Kevin/Newstimes.id)

NEWS TIMES, Surabaya – Kota Surabaya membutuhkan sosok pemimpin baru yang dapat mengembalikan karakter asli Surabaya, demikian dikemukakan oleh pakar komunikasi politik Suko Widodo asal universitas Airlangga dalam serasehan yang digelar di Hotel Leedon Surabaya, Minggu (31/3/2024).

Suko menceritakan ikwal landasan pemikiran di atas bermula ketika dirinya sedang berada di Malaysia, yang kebetulan saat itu diwawancarai awak media negeri jiran tersebut, “Mr. Suko, apa yang dilakukan anak muda Indonesia saat ini dalam rangka menuju 2045?” Suko pun tidak bisa memberikan jawaban yang gamblang dan tegas karena memang kenyataannya anak muda Indonesia sebenarnya tidaklah melakukan apa-apa alias tidak begitu mempedulikan hal-hal tersebut.

“Analogi dari pertanyaan yang menggelitik itu lantas saya renungkan dan membuat kesimpulan seperti kisah raksasa ponsel dari Finlandia (nokia) yang beberapa dekade silam merajai pasar gawai dunia, namun kini perusahaannya sudah bangkrut,” Suko menengarai bahwasanya Indonesia pun yang kini sempat digadang-gadang para ahli ekonomi dunia bakal bangkit menjadi negara maju dua dekade mendatang justru malahan bisa terjadi sebaliknya.

“Sama seperti nokia, jika Indonesia tidak siap, tidak mempersiapkan diri, tidak mentranformasikan diri dengan perubahan zaman, tidak pula berani mencoba mengutak-atik sistem kepemimpinan yang ada sekarang dengan cara memberikan sentuhan yang cerdas melalui nalar yang terkonsep dan terukur berdasar azaz Pancasila,” lanjut Suko.

Suko berandai bila nokia dengan segala kelebihan teknologinya pada masa jayanya bisa tidak berbekas sedikitpun pada saat ini, jangan pula menafikan kemungkinan Indonesia bakalan terpuruk jua jika tidak ada road map, tidak ada persiapan maupun perencanaan pada pucuk pimpinan tertinggi hingga para penjabatnya di daerah-daerah secara matang.

Untuk Surabaya pada khususnya Suko berani melontarkan kritiknya atas pola kepemimpinan saat ini yang cenderung stagnan, bola ekonomi masih jua belum menggelinding cepat melaju hingga pinggiran kota, bahkan ditengah kota pun ia masih acapkali melihat ketimpangan, kesenjangan dan keterpurukan ekonomi di tengah himpitan gedung-gedung pencakar langit.

“Maaf, tapi kata ‘hebat’ untuk kota ini belumlah layak disandangkan,” tegas Suko. (vin/Fb/Newstimes.id)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here