NEWS TIMES – Tim Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia
melakukan pemeriksaan terhadap ET ayah Ronald Tannur dan CRT adik Ronald Tannur di kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim, pada Selasa (5/11/2024).
Keduanya dilakukan pemeriksaan, karena diduga kuat adanya keterlibatan suap rentetan 3 orang hakim PN Surabaya diantaranya ED, HH, M dan 1 Pengacara yaitu LR, atas kasus terpidana Gregorius Ronald Tannur kasus pembunuhan terhadap kekasihnya, yang telah diputus bebas di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
Tim penyidik melakukan pemeriksaan terhadap keduanya, setelah MW ibu Ronald Tannur ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap. Selain ayah dan adiknya dilakukan pemeriksaan oleh tim penyidik Kejagung. Terpidana Ronald Tannur juga turut diperiksa selaku saksi di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Madaeng.
Pada sebelumnya, Kejagung menyeret MW, berdasarkan Surat Penetapan Tersangka Nomor: TAP-63/F.2/Fd.2/11/2024. Saat itu, sebelumnya, Tersangka MW telah dilakukan pemeriksaan secara maraton oleh Tim Penyidik di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur (Jatim), berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Prin-54/F.2/Fd.2/19/2024 tanggal 4 Oktober 2024, terkait dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi (suap dan/atau gratifikasi) dalam penanganan perkara tindak pidana umum di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya atas nama Terdakwa Ronald Tannur.
Dalam konferensi persnya, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung RI, Dr. Harli Siregar, S.H., M.Hum membeberkan kronologi MW.
“Awalnya Tersangka MW menghubungi Tersangka LR untuk meminta yang bersangkutan bersedia menjadi penasihat hukum Terdakwa Ronald Tannur. Saat itu
pada 5 Oktober 2023, Tersangka LR bertemu dengan Tersangka MW di Cafe Excelso MERR Surabaya untuk membicarakan peristiwa yang dialami anaknya Terdakwa Ronald Tannur,” kata Harli.
Kemudian pada 6 Oktober 2023, tersangka MW kembali bertemu dengan Tersangka LR di Jl. Kendalsari Raya No. 51-52 Surabaya. Pada pertemuan tersebut Tersangka LR menyampaikan kepada tersangka MW ada hal-hal yang perlu ditempuh dan diperlukan biaya dalam pengurusan perkara Terdakwa Ronald Tannur.
“Tersangka LR meminta kepada Tersangka ZR agar diperkenalkan kepada oknum Pejabat di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya berinisial R dengan maksud untuk memilih Majelis Hakim yang akan menyidangkan perkara Terdakwa Ronald Tannur. Lalu, Tersangka LR dan Tersangka MW menyepakati biaya pengurusan perkara. Apabila ada biaya yang keluar dari Tersangka LR, maka akan diganti oleh Tersangka MW,” terangnya.
Bahwa setiap permintaan dana dari Tersangka LR terkait pengurusan perkara, selalu dimintakan persetujuan oleh Tersangka MW. Tersangka LR juga meyakinkan Tersangka MW untuk menyiapkan sejumlah uang guna mengurus agar oknum Majelis Hakim PN Surabaya memvonis bebas Terdakwa Ronald Tannur.
“Selama perkara berproses sampai dengan Putusan dijatuhkan Pengadilan Negeri Surabaya, Tersangka MW telah menyerahkan sejumlah uang kepada Tersangka LR sejumlah Rp 1,5 miliar secara bertahap. Selain itu, Tersangka LR juga telah menalangi sebagian biaya pengurusan perkara tersebut sampai Putusan dengan total biaya seluruhnya adalah Rp 3,5 miliar,” pungkasnya.
Reporter : Amri/ Newstimes.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di WhatsApp Channel & Google News