NEWS TIMES – Wisata Air Terjun Putuk Truno yang berada di Prigen Pasuruan Jawa Timur adalah merupakan salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Pasuruan. Air Terjun Putuk Truno yang berada di kaki Gunung Welirang itu, diputari oleh suasana alam yang masih asri. Begitu juga Air terjun yang memiliki ketinggian 45 meter ini dikelilingi tebing dan pepohonan beserta daun-daunan.
Choirin selaku Supervisor Side Putuk Truno mengatakan destinasi wisata ini buka setiap hari. Harga tiket masuk week day seharga Rp. 15 ribu, sedangkan untuk week end seharga Rp. 20 ribu.
“Maksimal pengunjung hingga 1000 orang, tapi selama ini gak pernah mencapai segitu. Paling mentok 700 orang,” kata choirin, saat ditemui newstimes.id, Kamis (9/5/2024).
Lanjut Choirin Tohirin, untuk bisa sampai di lokasi air terjun, wisatawan harus menyusuri jalan setapak sejauh 400 meter dari loket menuju air terjun. Sementara itu untuk luas lahan parkir mobil sekitar maximal 20 mobil dan untuk lahan parkir motor sekitar 70 motor.
“Jalan setapak menuju air terjun aman dan nyaman untuk dilewati. Sedangkan untuk masing-masing lahan parkir masih tersedia terbatas. Karena kita tidak ingin lebih dari batas maximal, bahaya takut ada apa-apa,” tambahnya.
“Biasanya meledak pengunjung itu di hari-hari tertentu, seperti liburan lebaran juga tahun baru,” pungkasnya.
Terpisah, Ahmad Zaenal salah satu pengunjung dari Sumenep Madura mengaku tertarik di air terjun Putuk Truno, karena keindahan alamnya yang masih alami. “Apalagi saat menyusuri jalan setapak, banyaknya kicauan burung dan hawa yang begitu segar. Selain itu juga dipenuhi kehijauan di deretan pepohonan yang masih lebat di sepanjang jalan setapak,” ungkapnya.
Tempat itu juga dilengkapi beragam fasilitas. Seperti Musholla, toilet, dan beberapa shelter peristirahatan disepanjang jalan setapak.
selain itu, ada juga warung da
Selain itu, Wisata Air Terjun Putuk Truno juga dilengkapi fasilitas view deck dan selfie deck, sehingga mempermudah pengunjung untuk mendapatkan view terindah dari Air Terjun Putuk Truno.
Perlu diketahui, di era kerajaan Majapahit Konon nama Air Terjun Putuk Truno diambil dari mitos seseorang yang bernama Joko Truno. Dia adalah seorang pendekar dari kerajaan Majapahit yang bertapa di sekitar air terjun demi memperjuangkan cintanya kepada Sri Gading anak dari kerajaan Madura. Sehingga dia (Joko Truno) sanggup menembus pagar Goib dari Sri Gading yang dikunci oleh ayahnya dan dibawanya.
Joko Taruno adalah Pangeran Majapahit, putra dari Raja Hayam Wuruk dengan seorang selir. Meskipun begitu, keteguhan hati dan kebulatan tekadnya menurun dari Bapaknya. Sang Raja Majapahit yang menguasai nusantara sampai semenanjung China.
Kisah cinta itu bermula saat Joko Taruno mulai menaruh hati kepada Putri Sri Gading Lestari, anak dari Raja Arya Wiraraja, penguasa Pulau Madura yang memiliki andil besar berdirinya kerajaan Majapahit. Meskipun keduanya sudah saling menyayangi. Raja Arya Wiraraja mentah-mentah menolak pinangan Joko Taruno. Hal ini lantaran, ia hanyalah putra dari keturunan seorang selir raja.
Mengetahui pertautan kasih keduanya tak bisa dipisahkan. Raja Arya Wiraraja mengasingkan putrinya untuk bertapa di kawasan air terjun. Benteng gaib pun dibangun oleh sang Raja, agar Sang Putri dan Pangeran tak bisa bertemu dan berhubungan telepati.
Saat itu lah, Sang Putri bersedih. Jika terdengar suara aungan seperti aungan serigala di sekitar air terjun, warga mempercayai itu aungan Sang putri adalah tangisan kekecewaan Sang Putri.
Oleh masyarakat dulu sampai kini menjuluki air terjun itu bernama Coban Baung, serta Putri Sri Gading Lestari dijuluki Putri Baung (Serigala). Sekarang lokasinya tercatat di Kecamatan Purwodadi, Pasuruan
Demi kekuatan cintanya, Joko Taruno tak patah semangat. Kekuatan cintanya tak bisa diadang oleh siapa pun. Segala kesaktian dan aji-aji mantra pun dikeluarkan. Hingga Pangeran Joko Taruno berhasil melakukan komunikasi batin dengan Sang Putri.
Pangeran Joko Taruno yang tak bisa membongkar kuatnya benteng gaib buatan Raja Arya Wiraraja, melalui komunikasi batin, mengajak Sang Putri untuk bertapa hingga keduanya moksa (bebas dari ikatan duniawi).
Akhirnya, (jiwa) Joko Taruno berhasil menjebol benteng gaib yang menghalanginya dan memboyong sang putri ke tempat pertapaannya. Kini warga Pasuruan menjuluki tempat itu air terjun Putuk Truno, atau air terjun keabadian.
Air terjun Putuk Truno jadi saksi cinta keduanya bersatu dan abadi. Hal ini juga dibuktikan adanya tenger (tanda) sebuah petilasan di atas air terjun. Sampai sekarang ini, para pengunjung pun percaya, jika berkunjung ke air terjun Putuk Truno, akan diberkahi cinta yang kekal abadi. (Am/Fb/Newstimes.id)
Cek Berita dan Artikel yang lain di WhatsApp Channel & Google News