NEWS TIMES, Surabaya – Kapolsek Simokerto, Polrestabes Surabaya Kompol Mohammad irfan S.E. S.I.K memberi penyuluhan terhadap elemen masyarakat di wilayah hukumnya, pada Selasa (12/12/2023) di kantor kelurahan tambakrejo jalan Ngaglik no 87 Surabaya.
Penyuluhan itu dilakukan agar di wilayahnya tidak lagi kebobolan tawuran antar remaja. Pihaknya menghimbau kepada para remaja di wilayah Simokerto melalui para orang tuanya untuk mengingatkan anak-anaknya yang masih di bawah umur maupun remaja, agar tidak salah pergaulan.
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan secara dini oleh pihak Kepolisian yang mengemban tugas Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat, dikarenakan beberapa hari lalu adanya kejadian tawuran remaja yang mengakibatkan korban jiwa seorang remaja berinisial JM yang masih umur 15 tahun dan masih berada dibangku pelajar SMP.
Kapolsek simokerto kompol mohammad irfan dihadapan undangan yang hadir di kelurahan tambakrejo ini menyampaikan Penyebab tawuran remaja pertama yaitu karena remaja atau pelajar tersebut sedang mengalami krisis identitas.
“Identitas diri yang dicari remaja adalah bentuk pengalaman terhadap nilai-nilai yang akan mewarnai kepribadiannya. Jika tidak mampu menemukan atau menginternalisasi nilai-nilai positif ke dalam dirinya, serta tidak dapat mengidentifikasi dengan figur yang ideal. Maka akan berakibat buruk, yakni munculnya penyimpangan-penyimpangan perilaku pada remaja tersebut,” terang M Irfan didampingi Pawas Ps kanit lantas Ipda Dwi Ady M serta Lurah tambakrejo.
Menurutnya, kedua pengawasan orang tua tidak memadai, ketika orang tua tidak memberikan pengawasan yang memadai.
“Remaja cenderung akan melakukan perilaku agresif atau aktivitas kriminal. Tanpa pengawasan orang dewasa, remaja tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat pilihan yang baik atau untuk mengenali risiko,” tambahnya.
Akibatnya, para remaja ini cenderung berteman dengan orang yang salah, mengambil resiko yang tidak perlu, dan bereksperimen dengan hal-hal yang tidak diizinkan oleh orang tua nya.
“Remaja membutuhkan disiplin yang adil dan tegas serta interaksi yang konsisten dan arahan dari orang tua. Ketika orang tua mengambil peran aktif dalam kehidupan remaja mereka, itu mengurangi kemungkinan kekerasan remaja,” ujar mantan Kapolsek Dukuh Pakis Surabaya saat memberikan arahan terhadap para orang tua.
Begitu pun, tekanan teman sebaya, memainkan peran penting dalam kekerasan remaja sebagai penyebab tawuran. Terutama anak-anak lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko atau kekerasan, ketika mereka bertindak sebagai sebuah kelompok.
“Remaja yang biasanya agresif atau melakukan kekerasan sendiri sering merasa di berdayakan saat berada di dalam sebuah kelompok,” tuturnya.
Dalam pertemuan ini, Kapolsek Simokerto, M Irfan mengharapkan adanya saling bersinergi antara 3 pilar yaitu kepolisian, kecamatan dan koramil, serta yang paling utama komunikasi dari tokoh masyarakat, tokoh agama juga ketua RT dan RW.
“Bila di wilayah kampung nya terlihat gelagat ada remaja yang berkumpul agar secepatnya menghubungi 3 pilar kecamatan simokerto, supaya kejadian tawuran remaja ini bisa ditiadakan. Dan peran aktif masyarakat ini sangat membantu sekali dari kinerja dari pihak keamanan dalam melakukan pencegahan dalam mewujudkan situasi kota surabaya, khususnya kecamatan simokerto bisa selalu aman kondusif,” pungkas Irfan.(Am/Newstimes.id)




